SUKU MINANG DAN PENGEMBANGANYA

SUKU MINANG DAN PENGEMBANGANYA
A.SUKU
Asal kata suku dari bahasa sanskerta artinya kaki,satu kaki berarti seperempat dari satu kesatuan,pada mulanya negeri mempunyai empat suku,nagari nan ampek suku.nama-nama suku yang pertama ialah bodi,chaniago,koto ,piliang.
Kata-kata ini semua berasal dari sanskerta: bodi dari bhodi(pohon yang dimuliakan orang budhha)chaniago dari caniaga( niaga) sama dengan dagang ,koto dari katta (benteng)piliang dari pili hiyang (para dewa) bodi chaniago adalah kelompok kaum budhha dan saudagar-saudagar(orang-orang niaga) yang memandang manusia sama derajatnya,koto piliang adalah kelompok orang-orang yang menganut agama hindu dengan cara hidup menurut hirarki yang bertingkat tingkat,dalam tambo kata-kata bodi chaniago dan koto piliang ditafsirkan dengan budi chaniago= budi dan tango,budi nan baharago,budi nan curigo merupakan lambang ketinggian dt.perpatih nan sabatang dalam menghadapi pemerintah aristokrasi dt.katumanggungan,koto piliang sama dengan kata yang pilihan (selektif) dalam menjalankan pemerintah dt.katumanggungan.

B. PERTAMBAHAN SUKU
Suku yang empat itu lama-lama mengalami perubahan jumlah karena: pemecahan sendiri,karena warga sudah sangat berkembang.umpama suku koto memecah sendiri dengan cara pembelahan menjadi dua atau tiga suku,hilang sendiri karena kepunahan warganya,ada suku yang lenyap dalam satu nagari,perpindahan munculnya suku baru yang warga nya pindah dari negri lain.tuntutan kesulitan sosial,hal ini timbul karena masalah perkawinan yang melarang perkawinan sesuku
Biasanya suku-suku yang baru tidak pula mencari nama baru,nama yang lama ditambahkan saja julukan,jika suku bari itu terdiri dari beberapa ninik,jumlah ninik itu dipakai sebagai atribut suku yang baru itu.koto piliang memakai angka genap dan bodi chaniago memakai angka ganjil,umpama:
Suku melayu membelah menjadi: melayu ampek niniak,melayu anam niniak,chaniago tigo niniak,,chaniago limo niniak(bodi chaniago) kalau gabungan terdiri dari sejumlah kaum,namanya melayu ampek kaum (koto piliang),melayu tigo kaum (bodi chaniago) apabila gabungan terdiri dari sejumlah korong namanya:  melayu duo korong(koto piliang),chaniago tigo korong( bodi chaniago).

C. PEMBENTUKAN
Suku dipemukiman baru perpindahan dari beberapa negeri ketempat pemukiman baru diluar wilayah nagari masing-masing.ditempat yang baru itu dapat dibuat suku dengan memilih beberapa alternatif.setiap anggota bergabung dengan suku yang sejenis yang terlebih dahulu tiba ditempat itu.
Beberapa ninik atau kaum dari suku yang sama berasal dari nagari yang sama bergabung membentuk suku baru.nama sukunya pakai “nan” seperti : chaniago nan tigo niniak atau chaniago nan tigo.apabila tidak ada tempat bergabung dengan suku yang sama lalu mereka berkelompok membentuk suku baru.mereka memakai nama suku asli dari negrinya tanpa atribut,seperti kitianyir ditempat baru tetap kutianyir.membentuk suku sendiri di nagari baru tanpa bergabung disuku di tempat lain.biasanya memakai atribut korong seperti koto nan duo korong.orang dari bermacam-macam suku bergabung mendirikan suku yang baru,nama suku diambil dari negri asal.
Seperti:
-suku gudam (negeri lima kaum)
-pinawan ( solok selatan)
-suku padang laweh
-suku salo
-dll

Selain itu cara-cara lain dengan mengambil nama tumbuh-tumbuhan seperti:
-jambak
-kutianyir
-sipisang
-dalimo
-mandaliko
-pinawang

Dengan nama –nama benda seperti:
-sinapa
-guci
-tanjung
-selayan dll.
Nagari seperti padang datar,lubuk batang,padang laweh,Sali dan lain-lain,suku demikian lebih banyak dari pada suku-suku semula,apabila dijumlahkan nama-nama suku itu seluruhnya sudah mendekati seratus buah dialam minangkabau.

D. ADAT ORANG SESUKU
Orang-orang yang sesuku dinamakan badunsanak atau sakaum.pada masa dahulu mulanya antara orang-orang sesuku tidak boleh kawin walaupun dari satu nagari,dari satu luhak ke luhak.tetapi setelah penduduk makin bertambah-tambah,dewasa ini hal berkawin seperti itu pada beberapa nagari telah longgar,tiap-tiap suku telah mendirikan penghulu pula dengan ampek jinihnyo.
Jauh mencari suku dakek mancari indu,sesungguhnya sejak dahulu sampai sekarang masih berlaku,artinya telah menjadi adat juga,adat serupa ini sudah menjadi jaminan untuk pergi merantau jauh.mamak ditinggakan,mamak tapati.mamak yang dirantau itulah yaitu orang-orang yang sesuku dengan pendatang baru itu yang menyelenggarakan atau mencarikan pekerjaan yang berpatutan dengan kepandaian atau keterampilan dan kemauan kemenakan ,yang datang itu sampai mampu ia tegak sendiri,baik hendak beristri,sakit atau pun kematian,mamak itu jadi pai tampek batanyo,pulang tampek babarito bagi kemenakan tersebut.sebaliknya kemenakan itu harus pula tahu bacapek kaki baringan tangan menyelenggarakan dan memikul segala buruk baik yang terjadi dengan mamaknya itu.dengan demikian akan bertambah eratlah pertalian kedua belah pihak jauh cinto-mancinto,dakek jalang manjalang.tagak basuku mamaga suku adalah adat yang membentengi kepentingan bersama yang merasa semalu serasa.bahkan menjadi adat pusaka bagi seluruh minangkabau.sehingga adat basuku itu berkembang menjadi tagak basuku mamaga suku tagak banagari mamaga nagari,tagak baluhak mamaga luhak. Dll.
Artinya orang minangkabau dimana saja tinggal akan selalu bertolong tolongan,ingat mengingatkan,tunjuk menunjukan,nasehat menasehatkan,ajar mengajarkan.dalam hal ini mereka tidak memandangi tinggi rendahnya martabat,barubah basapo batuka baangsak,karena adat itulah orang minangkabau berani pergi merantau,tanpa membawa apa-apa,jangankan modal,kalau pandai bakain panjang labiah dari kain saruang kalau pandai bainduak samang labiah dari mandeh kanduang.lebih-lebih kalau yang datang dengan yang di datangi sama-sama pandai.padilah nan sama disukkan akik nan samo diarangkan,barek samo dipikua,ringan samo dijinjiang.apalagi kalau ‘ameh lah bapuro,kabau lah bakandang.
Blog, Updated at: 01:24

0 comments:

Post a Comment

Entri Populer

Powered by Blogger.

Blog Archive