SEJARAH MINANGKABAU

Pengertian Tambo.
Diceritakan dengan bahasa-bahasa yang halus dalam sebuah
pantun atau prosa, misalnya ;
Pisau sirauik bari hulunyo
Diasah mako bamato
Lautan sajo dahulunyo
Mangko banamo pulau paco

Pengertiannya adalah dahulunya adalah lautan yang luas, lama
kelamaan air menyurut maka muncullah pulau-pulau
diantaranya pulau paco (Sumatera), maka tambo itu terdiri atas
Tambo Alam dan Tambo Adat
Tambo Alam menceritakan asal usul wilayah minangkabau,
luak dan rantau.
Tambo Adat menceritakan tentang falsafah (adagium), institusi
dan perilaku adat itu sendiri.
Cerita,Isi dan Tema Tambo Minangkabau.
Tambo alam minangkabau menceritakan riwayat
kedatangan/tentang asal usul suku.
Tatkalo maso dahulu rajo batigo naiak nobat nan surang
maharajo alih nan pai ka bamian rum nan surang maharajo
dipang nan pai ka banur cino nan surang maharajo dirajo
manapek ka pulau ameh nangko.
Artinya masa dahulu kala keturunan sultan iskandar muda
zulkarnain berangkat dari tanah basa memimpin rombongan
diantaranya suri dirajo, indo jati, cati bilang pandai, harimau
campo, kuciang siam, kambiang hutan, anjiang mualim dan
para anggota lain menyusur pulau lakadewa, melalui pulau
seruidit (langgopuri = sailan), lauik lapeh (lautan hindia), selat
malaka, memasuki muaro sungai (siak, kampar dan indragiri)
terus kehulu dan sampai kegunung merapi.
Pada zaman purba berkembang budaya pemujaan terhadap
hewan (totenisme), misalnya dahulu kala bangsa mesir
menaruh kepercayaan pada sphink sebagai lambang, bangsa
india pada lembu nandi, cina pada barongsai, indonesia pada
garuda sedangkan suku bangsa minangkabau menaruh
kepercayaan pada kuda (sembrani), ayam (kinantan), kerbau
(sibinuang) dan kuda (gumarang)
Apalagi kalau kita lihat Iskandar Zulkarnain yang hidup pada
abad ke IV sebelum masehi (anak raja philip) dari macedonia, raja
ini berhasrat untuk menyatukan timur dan barat.
Akibat budaya dan peradaban yang ditinggalkannya pada saat
dia berkuasa di india terjadi migrasi ke pulau sumatera atau
pulau paco, implikasi kemuliaan raja ini selalu dikenang oleh
masyarakat pada waktu itu sehingga secara tersirat dikatakan
bangsa minangkabau keturunan Iskandar Zulkarnain. Menurut
penyelidikan ahli sejarah dapatlah kita menentukan bahwa yang
dimaksud dengan nama hewan yang dibawa dalam rombongan
maharajo dirajo adalah manusia juga, harimau (campo) adalah
anggota rombongan kerajaan campa, kuciang (siam) dari daerah
kocin (india belakang), kambiang (hutan) dari lambay sebelah
utara malabar, sedang anjiang mualim daerah india selatan
dengan parsia.
Bahwa ninik moyang orang minangkabau adalah orang yang
percaya dengan kegaiban yang ada pada gunung, sehingga
dalam perjalanannya melalui laut selalu mencari gunung-gunung
sebagai tujuan utama dan dari gunung inilah dikembangkan
budaya dan peradaban, hal ini dikisahkan dalam tambo :
Dari mano titiak palito
Dibaliak tilang nan batali
Dari mano asa niniak kito
Dari ateh gunuang marapi
Tersirat dalam setiap tambo, bahwa ameh jo perak merupakan
lambang kehidupan masyarakat minangkabau pada masa dahulu
kala, cerita ini terungkap dalam maniang.
Pisang ameh bao balayia
Pisang lidi diateh peti
Utang ameh buliah dibayia
Utang budi dibao mati
Apo dirandang dikuali
Padi sipuluik tambun tulang
Apo dipandang pado kami
Ameh indak bangsopun kurang
Tambo menceritakan tentang satuan wilayah ;
Dari taratak ka dusun
Disusun kaum jo paruik
Dari dusun ka kato
Disusun paruik jo payuang
Dari kato ka nagari
Disusunlah payuang manjadi suku
Dari maniang ini lahirlah sistematika susunan ;
Suku kato piliang dengan payuangnyo
Koto
Piliang
Tanjuang
Payobada
Simabua sipisang
Sikumbang
Picancang
Guci (dalimo)
Suku bodi caniago dengan payuangnyo
Bodi Supayuang
Caniago Balai mantiang
Singkuang
Mandaliko
Sumagek
Suku jambak jo pitopang dengan payuangnyo
Jambak Bulu kasok
Pitopang
Salo
Kutianyie
Pauah
Domo
Suku malayu dengan payuangnyo
Malayu
Bandang
Kampai
Mandahiliang
Panai
Berkelanjutan dari kato dan nagari diceritakan dasar pemikiran
tambo sebagai berikut
Alam batampuak
Luak bapanghulu
Rantau barajo
Lareh bajunjungan
Dalam tambo juga ada yang menyebutkan ;
Alam – barajo
Luak – bapanghulu
Rantau – ba andiko
Lareh - bajunjungan
Hubungan sejarah dan tambo.
Masa prasejarah.
1. Zama
n batu tua (paleoliticum)
Pada 300.000 tahun yang lalu sumatera masih kosong.
2. Zama
n batu tengah (messolithicum)
Pada 5000 – 100.000 tahun yang lalu ada bukit-bukit kerang
dipantai pulau sumatera (pertanda) sudah ada penghuni
(penduduk). Pusat kebudayaannya di torikui ( Madelaini
Colani, ahli sejarah perancis).
3. Zama
n batu baru (neolithicum)
Campuran manusia mesolithicum dengan ras melayu, sisanya
orang kubu, orang sakai, talang mamak dan orang rupit.
Diutara minangkabau masa dahulunya pernah berdiamsuatu
kaum pengelana dihutan, dikaitkan dengan kalimat dalam
tambo “urang nan bajawikan ruso, baantokan sikai,
badindiangkan baniak kayu”.
Prof. Sukarno (ahli purbakala) dalam bukunya, pengantar
sejarah kebudayaan indonesia, mengatakan bahwa gelombang
pertama memasuki wilayah minangkabau sekarang adalah 2500
sebelum masehi.
Gelombang kedua pada sekitar 500 sebelum masehi, mereka
berlayar dengan perahu bercadik masuk melalui kuala sungai
dipantai timur sumatera tengah.
Gelombang ketiga adalah pasca kekuasaan iskandar zulkarnain
tahun 356 – 323 sebelum masehi, anak raja philip ini ingin
menguasai india, mesir dan babilonia, raja ini kawin dengan
puteri raja parsi dan tidak memiliki anak.
Iskandar zulkarnain akhirnya dikalahkan atau diusir oleh raja
magada (india) Chandra Gupta dan kahirnya dia kembali ke susa
(Syiria).
Tiga panglima yang ditinggalkannya yaitu ptolemeus, silenkos
dan antagonos, sekitar tahun 323 sebelum masehi paska
kekuasaan iskandar zulkarnain mereka mencari emas.
Hubungan sumatera dengan mesir kuno sudah ada sejak 1500
sebelum masehi, hal ini dibuktikan adanya oleh para penulis
sejarah Dr.Note Boom tentang kegiatan berlayar bangsa
indonesia dahulu kala, bahwa trothabane yang dikatakan oleh
strabo dan pilimius (Yunani) bukanlah srilangka tetapi adalah
sumatera. Barosailama yang diungkapkan oleh ptolemeus
(panglima iskandar zulkarnain) pada pembuatan petanya di era
iskandar zulkarnaib adalah barus sekarang.
One sectrus seorang pegawai iskandar zulkarnain telah melihat
kapal orang sumatera berlalu lintas antara sumatera dan bandar
perdagangan di india, catatan lain mengungkapkan bahwa
thakiusseorang utusan yang diterima menghadap claudius pada
pertengahan abad pertama masehi adalah orang minangkabau,
kalau hal ini dikaitkan dengan tambo jelaslah yang datang
kepariangan yaitu maharajo dirgo, indojati, cati, anjiang mualim,
kambing hutan merupakan kiasan terhadap unsur penguasa,
pedagang dan masyarakat dan kedatangan itu bertahap sejak 323
sebelum masehi sampai berdirinya kerajaan sriwijaya.
Masa sejarah.
Digolongkan kepada masa setelah adanya tulisan pada bendabenda peninggalan sejarah seperti patung, candi dan sebagainya,
akhir zaman pra sejarah adalah dumulainya zaman tulisan.
Setiap bangsa berbeda waktu tentang mulainya masa sejarah atau
berakhirnya zaman pra sejarah misalnya bagsa mesir kuno dan
bangsa sumeria mengakhiri zaman pra sejarahnya sejak 4000
sebelum masehi, bangsa india 3000 sebelum masehi, bangsa
indonesia 400 sebelum masehi.
Menurut catatan sejarah (buku yeyen kiram) menyatakan
bahwa rombongan panglima iskandar zulkarnain yang datang
ke minangkabau itu adalah rombongan antagonos, rombongan
ini bertemu dengan rombongan dari mongolia yang telah
datang lebih awal dikawasan tersebut (diduga suku-suku
jambak, pitopang, melayu dan bendang). Mereka (rombongan
antagonos) ini masuk melalui selat malaka terus ke kampar
sungai siak, yang kesungai kampar tertahan dihulunya disebut
muaro batang kapur dan batang kampar (disebut pintu rajo
india) kemudian mereka melanjutkan ke batang mahek (mahat
diambilkan dari nama negeri yang mereka tinggalkan di india
selatan.
Sebahagian rombongan menduduki batang indragiri hilir
sampai ke baserah (nama negeri di irak), maka diyakini
rombongan inilah yang membawa peninggalan neolithik yang
banyak dijumpai di kabupaten Limapuluh Kota. Diyakini
bahwa zaman sejarah di minangkabau sudah dimulai sebelum
tahun 400 masehi, hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa
situs-situs seperti yang terdapat didaerah guguk, balubuih, koto
tinggi di mahek.
Pengaruh india, cina dan arab, parsi ikut mempengaruhi
kedatangan nenek moyang orang minangkabau. Pada saat
kedatangan pertama rombongan nenek moyang kita dari
dataran tinggi yunan dicina sudah berkembang aliran agama
laotse demikian juga di india sudah berkembang agama hindu,
demikian juga pelarian pengikut-pengikut panglima iskandar
zulkarnain sudah tentu ada yang beragama hindu, agama
budha berkembang / diperkembangkan sejak kelahiran sidarta
gautama ( 563 – 483 sm ).
Dapat disimpulkan bahwa suku minangkabau lebih tua
dikepulauan nusantara, pusat pemerintahan dari kerajaan pulau
paco ini adalah minangkabau yang pada saat itu bernama
swarnabhumi. Menurut catatan coedis pada tahun 400-464 ada
kerajaan kantoli disumatera didaerah khatulistiwa yang
diperintah oleh seorang raja yang bergaya varanendra, tahun 502
diperintah oleh puteranya yang bernama vijayawarman.
Berarti dengan kerajaan kantoli ini barulah ada cerita maharaja
dirga, suri dirajo yang tertulis dalam sebuah aksara pallawa di
pariangan, inikah yang disebut dengan aksara prenagari.
Bukti sejarah zaman pra sejarah & zaman sejarah.
Bukti-bukti zaman prasejarah adalah kaba-kaba yang secara
tersirat menggambarkan kekuasaan minangkabau (swarna
bhumi) pada masa lampau. Secara fisik dijumpainya menhir
diluak limopuluah koto sebagai indikasi daerah minangkabau
dulunya adalah pernah dipengaruhi oleh kebudayaan yang
datang dari indocina, kerajaan funan misalnya sangat mungkin
mempengaruhi kebudayaan suku minangkabau.
Minangkabau timur hingga abad ke 6 ;
Sejak awal abad 6 masehi minangkabau bagian timur amat
masyur karena menghasilkan lada dan rempah-rempah.
Saudagar – saudagar arab dan cina silih berganti keluar masuk
kuala menjemput hasil bumi minangkabau.
Pada zaman sejarah dalam era 400-683 diperkirakan munculnya
kadatuan pariangan yang dipimpin olehDt.Sori Dirajo sebagai
penggagas, dilanjutkan dengan Dt. Bandaro Kayo dan Dt. Marajo
Basa (pariangan padang panjang).
Bukti perkembangan agama ;
Antara awal abad ke 6 tahun 500 m dan abad 14, fase-fase itu
tebagi atas :
1) Agama Budha (Hinayana) 500-600 m
2) Agama Islam (Suriah) 670-730 m
3) Agama Budha (mahayana) 780-1000 m
4) Agama islam syiah 1150 – 1350 m

Itsing seorang pendeta budha dari china menulis dalam buku
berita perjalanannya ke india tahun 674, singgah di
minangkabau bahagian timur menceritakan tentang hari yang
sama panjangnya antara siang dan malam dan tanah yang
subur masyarakatnya telah beradat.
Timbullah dizaman itu kerajaan budha hinayana seperti melayu
tua muaro tembesi sebagai bandar utamanya, di sriwijaya tua
muara sabak bandar utamanya.
Islam suriah pada abad ke 7 dan 8 masuk ke daerah bandar
sriwijaya muaro sabak/jambi dan mengislamkan maharaja
indrawarman, dua kekuatan dagang yang berpengaruh saat itu
adalah khalifah umayah di arab dan dinasti tang di china.
Dinasti tang adalah penyebar agama budha mahayana,akibat
kuatnya kekuasaan dinasti tang dan sriwijaya maka armada
islam yang dikembangkan umaiyah di minangkabau timur
lumpuh.
Barulah setelah raja Rajendra Cola melumpuhkan sriwijaya
pada abad ke 4,maka islam syiah bangkit kembali di daerah
kuntu, buktinya banyak kuburan-kuburan hilang dijumpai di
kuntu dan bertahun 1008 – 1350 masehi.
Di minangkabau pada saat tahun 683 – 1008 masehi telah terjadi
pengembangan pariangan ke lima kaum dan ke sungai tarab,
sudah terbentuk tiga sistim kelarasan yaitu lareh nan panjang
pimpinan Dt.Bandaro Kayo, lareh nan gadang (kato piliang)
pimpinan Dt.Bandaro Putiah disungai tarab dan lareh nan
bunta didusun tuo limo kaum pimpinan Dt.Bandaro Putiah
Sejarah mulainya adat minangkabau dipakai masyarakatnya.
Setelah selesainya konsep nagari sekitar tahun 500 di pananjan,
dilanjutkan dengan dikukuhkannya 3 sistim adat lareh nan
gadang, sekaligus dengan itu ditugaskan dua orang datuk ke
luak agam Dt.bandaro Panjang ke biaro balai gurah membentuk
16 koto dengan sistim lareh nan gadang.
Bersamaan dengan itu Dt.bandaro Kuning ke tabek pajang baso
membentuk sistim adat lareh nan bunta sehingga didirikan 32
koto atau 32 ninik mamak.
Antara tahun 500-600 m juga diturunkan Dt. Rajo Nun, sadi
awal, rajo bandaro hitam dan rajo bandaro putiah ka luhak
limopuluah koto sebanyak 50 ninik mamak dan membuat 50 koto
(usat adat). Demikian pula 70 ninik mamak melantunkan
perpindahan ke daerah solok sekarang, 59 orang dari pariangan
terus terjadi kedaerah pasaman, bandar x pesisir selatan,
perpindahan itu dipimpin olah seorang datuk sebagai pemimpin
koto.
Diperkirakan mulainya terbentuk sistim adat itu pada tahun 400
– 700 masehi, tersebutlah oleh rasyid manggis Dt. Rajo panghulu
dalam bukunya sejarah dan adat minangkabau sebagai berikut :
Taratak mulo dibuek
Sudah taratak manjadi dusun
Sudah dusun manjadi koto
Kemudian bakampuang banagari
Pariangan padang panjanglah nagari yang pertama di
minangkabau pariangan dipimpin oleh Datu (dukun yang
mengobati orang sakit dengan ramuan), datu itu adalah datu
bandaro kayo di pariangan dan datu marajo basa di padang
panjang. Datu bandaro kayo bertindak sebagai hakim dalam
setiap sengketa, datu marao basa menyuruh berbuat dan
melarang berbuat jahat.
Alat untuk menyelenggarakan ini adalah indang-undang adat
sesuai dengan keadaan masa itu, hal ini tersebut dalam tambo ;
Dirandang randang mamasak
Dikirai-kirai di banda
Tatangguak ikan gulamo
Bagarundang puyu dihulunyo
Dibilang-bilang diatok
Dicurai-curai di papa
Diayun si tambo lamo
Tigo undang dahulunyo
Pertama simambang jatuah
Kaduo silam lamo
Katigo si gamak-gamak

Yang pertama maknanya agar segera diberi keputusan, yang
kedua agar diselidiki dan ketiga maknanya seorang yang khilaf
melakukan suatu kesalahan dihukum dengan bersyarat, hal ini
diperkirakan terjadi setelah perpindahan maharaja dirga dari
muaro mahat ke palembang tahun 683 sampai 1008 masehi.
Dalam kurun waktu itu agama yang dianut di mianngkabau
mungkin saja hindu, budha dan islam suni yang telah masuk
pada tahun 700 masehi ke muaro sabah, dalam episode inilah
lahirnya falsafah adat yang melahirkan nilai-nilai dasar adat
nan ampek ; budi, aka, ilemu, mungkin jo patuik yang
sebelumnya didahului oleh nilai-nilai ratio dan afteksio (pikiran
dan perasaan) sebagaimana tertuang dalam mamang adat,
adaik ampek parakaro, nan partamo baso jo basi, nan kaduo
siriah jo pinang, nan katigo sambah manyambah dan kaampek
alue jo patuik.
Tahun 683 sampai 1200 masehi adat minangkabau telah
dipengaruhi oleh agama budha, hindu dan islam, hubungan
lintas wilayah dilakukan dalam bentuk panjang bak rotan laweh
basibiran, sisa-sisa agama budha terlihat misalnya pada cerita
rakyat tentang tumbuh-tumbuhan padi yang bisa bercahaya atau
membuat rumah menghadap matahari dan sebagainya.
Dalam zaman keemasan sriwijaya tahun 683 sampai 1100 masehi
minangkabau telah berbudaya tinggi oleh karena emasnya,
kelembagaan datuk dilengkapi dengan manti (manteri), mualim
(juru) dan dubalang (orang yang arif bijaksana).
Datuk orang yang berbudi
Manti orang yang berakal
Mualim orang yang berilmu
Dubalang orang yang bijak, tahu mungkin jo patuik
Falsafah adat pada saat ini adalah adat sandi basandi atau adat
basandi alue jo patuik, dalam kurun waktu ini juga agama budha
berkembang (680-1000 m) dan sebelumnya islam suni (670 – 730
m).

Sejarah adat minangkabau sebagai penegak ajaran sejarah.
Pada abad ke 11 raja Rapendra cola dari india muda
menghancurkan sriwijaya, maka islam di kuntu (syiak) bangkit
kembali, kemudian sejak tahun 1285 faham syiah mulai
digantikan oleh mazhab syafei yang dibawa dari samudra pasai
pengaruhnya kepada adat minangkabau adalah bergantinya
sebutan datuk menjadi penghulu dan falsafah adat berubah adat
basandi syarak, syarak basandi adat.
Nilai dasar adat nan ampek ( budi, aka, ulemu, mungkin jo
patuik) berkait dengan ajaran islam (hakekat, tharekat, makrifat
dan syariat). Dalam kurun waktu 1292 kartanegara melaksanakan
misi ekpedisi (ekpedisi pamalaya) ekpedisi ini adalah upaya
singasari untuk merakit hubungan keluarga dengan raja-raja
melayu yang telah mundur kehulu sungai batang hari(siguntur
dan mendirikan kerajaan darmasraya) dari misi kartanegara ini
2 orang puteri melayu dara petak dan dara jingga dibawa ke
keraton singasari.
Dari pertemuan inil lahirlah adityawarman yang menjadi raja di
pagaruyung/minangkabau (1347-1375)
Pada zaman raja pagaruyung, sultan bakilap alam (1425-1475)
terjadi perubahan sebutan maharaja diraja menjadi sultan
sekaligus perolehan budha menjadi islam.
Hubungan kepemimpinan adat & syarak.
Sebelum adityawarman merajakan diri diminangkabau (1347-
1375) telah terbentuk struktur adat seperti lareh nan panjang,
lareh nan godang (koto piliang) dan lareh nan bunta serta
langgam nan tujuh koto piliang.
Di zaman sultan bakilap alam barulah muncul basa ampek balai
(indomo di samaso, titah disungai tarab, makhudun di sumanih
dan tuan kadi di padang gantiang).
Dalam kurun waktu 1580 – 1600 masehi tidak ada raja yang
memerintah di minangkabau sehingga kekuasaan dipegang
oleh basa ampek balai.
Diperkirakan tahun 1600 di minangkabau ada 3 raja yang
memerintah yaitu disebut rajo tigo selo, rajo adat di buo, rajo
alam di pagaruyuang, rajo ibadatdi sumpur kudus.
Blog, Updated at: 04:48

0 comments:

Post a Comment

Entri Populer

Powered by Blogger.

Blog Archive